Literatur Parameter Limnologi
Dalam setiap penelitian ekosistem air, pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas didalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem air sangat dipengaruhi temperatur. Menurut Van’t Hoffs dalam Barus (2002), kenaikan temperatur sebesar 10°C (hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir) akan meningkatkan laju metabolisma dari organisme sebesar 2-3 kali lipat.
Derajat Keasaman adalah logaritma negatif konsentrasi ion hidrogen (Goldman & Horne, 1983). Besarnya pH suatu perairan adalah besarnya konsentrasi ion hidrogen yang terdapat dalam perairan tersebut. Nilai pH suatu perairan akan menunjukkan air akan bereaksi asam atau basa. Perairan disebut asam jika nilai pH < 7, netral pH = 7, dan basa pH > 7. pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air.
Oksigen terlarut adalah parameter kimia perairan yang menunjukkan banyaknya oksigen yang terlarut dalam suatu ekosistem perairan. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan proses metabolisme atau pertukaran zat yang menghasilkan energi. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut (Salmin, 2000).
Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis, adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme dalam air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada di dalam air lingkungan tersebut. Sebenarnya peristiwa penguraian bahan buangan organik melalui proses alamiah yang mudah terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang cukup ( Wardhana, 1995). Mikroorganisme yang memerlukan oksigen untuk memecah bahan buangan organik sering disebut dengan bakteri aerobik. Sedangkan mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen disebut dengan bakteri anaerobik (Wardhana, 2004).
Plankton ialah organisme mengapung yang pergerakannya kira-kira tergantung pada arus. Walaupun beberapa zooplankton menunjukkan gerakan berenang yang aktif yang membantu dalam mempertahankan posisi vertikal, plankton secara keseluruhan tidak dapat bergerak melawan arus. Secara praktis, net plankton adalah plankton yang tertangkap di dalam jaringan yang sangat halus yang ditarik dengan perlahan-lahan di dalam air; nanoplankton terlalu kecil untuk dapat ditangkap dengan jaring dan harus disarikan dari air yang diambil dengan botol atau dengan pompa (Odum, 1993). Selain itu pengertian plankton yang lainnya ialah hewan dan tumbuhan renik yang hidup terapung di laut, danau atau rawa. Terdiri dari : phytoplankton (bakteri dan ganggang) dan zooplankton (protozoa, larva dari berbagai Phyla hewan rendah berikut: Coelenterata, Echinodermata, Mollusca, Vermes, dan Anthropoda)
Berikut ini merupakan ciri-ciri habitat air laut (Godam, 2006):
1. Variasi temperatur atau suhu tinggi
2. Kadar garam / salinitas / tingkat keasinan tinggi
3. Penetrasi dan cahaya matahari tinggi
4. Ekosistem tidak terpengaruh iklim dan cuaca alam sekitar
5. Aliran atau arus air laut terus bergerak karena perbedaan iklim, temperature dan rotasi bumi
6. Habitat di laut saling berhubungan / berkaitan satu sama lain
7. Komunitas air asin terdiri dari produsen, konsumen, zooplankton dan decomposer.
Daftar Pustaka :
Godam. 2006. Ciri Habitat dan Ekosistem di Air Tawar dan Air Laut. http://www.organisasi.org/ciri_ciri_habitat_dan_ekosistem_di_air_tawar_dan_air_laut_ilmu_sains_biologi. Diakses pada tanggal 19 Desember 2010.
Salmin.2005. Oksigen terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan. Oseana, Volume XXX, Nomor 3, 2005 : 21 – 26.www.oseanografi.lipi.go.id/volxxxno33.pdf. [30.01.2007]
Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan.Penerbit Andi. Yogyakarta.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Saunder COM. Philadelphia 125pp.
